Contoh Analisis Vertikal

Table of Contents [Show]

    Analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan setiap pos laporan keuangan dengan total pos tersebut. Analisis vertikal dapat dilakukan pada laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

    Analisis vertikal bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi dari setiap pos laporan keuangan. Analisis vertikal juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dari periode ke periode.

    Analisis vertikal dapat dilakukan dengan cara berikut:

    1. Tentukan total pos laporan keuangan.
    2. Hitung persentase setiap pos laporan keuangan terhadap total pos tersebut.
    3. Bandingkan persentase setiap pos laporan keuangan dari periode ke periode.

    Analisis vertikal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

    * Dapat memberikan gambaran umum tentang struktur dan komposisi laporan keuangan.
    * Dapat membantu mengidentifikasi pos-pos laporan keuangan yang mengalami perubahan signifikan.
    * Dapat digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dari periode ke periode.

    Berikut adalah contoh analisis vertikal pada laporan laba rugi:

    | Pos | Periode 1 | Periode 2 |
    |—|—|—|
    | Pendapatan | 100% | 110% |
    | Harga pokok penjualan | 50% | 55% |
    | Laba kotor | 50% | 55% |
    | Beban penjualan | 20% | 22% |
    | Beban administrasi dan umum | 15% | 17% |
    | Laba operasi | 15% | 16% |
    | Laba bersih | 10% | 11% |

    Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pendapatan dan laba bersih perusahaan meningkat dari periode 1 ke periode 2. Namun, harga pokok penjualan, beban penjualan, dan beban administrasi dan umum juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan penjualan, tetapi biaya operasionalnya juga meningkat.

    Berikut adalah contoh analisis vertikal pada neraca:

    | Pos | Periode 1 | Periode 2 |
    |—|—|—|
    | Aset lancar | 50% | 60% |
    | Aset tidak lancar | 50% | 40% |
    | Kewajiban lancar | 30% | 25% |
    | Kewajiban tidak lancar | 20% | 25% |
    | Ekuitas | 50% | 50% |

    Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa aset tidak lancar perusahaan mengalami penurunan dari periode 1 ke periode 2. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menginvestasikan dananya pada aset lancar. Kewajiban lancar perusahaan juga mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memenuhi kewajibannya.

    Berikut adalah contoh analisis vertikal pada laporan arus kas:

    | Arus kas | Periode 1 | Periode 2 |
    |—|—|—|
    | Arus kas dari aktivitas operasi | 100% | 110% |
    | Arus kas dari aktivitas investasi | 50% | 40% |
    | Arus kas dari aktivitas pendanaan | 50% | 60% |

    Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa arus kas dari aktivitas operasi perusahaan meningkat dari periode 1 ke periode 2. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasinya. Arus kas dari aktivitas investasi perusahaan menurun, yang menunjukkan bahwa perusahaan telah mengurangi investasinya. Arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan meningkat, yang menunjukkan bahwa perusahaan telah memperoleh dana dari investor.

    Analisis vertikal merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan yang penting. Analisis vertikal dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami struktur dan komposisi laporan keuangan, serta untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dari periode ke periode.

    Simak video Contoh Analisis Vertikal dibawah ini

    Contoh Analisis Vertikal

    See Also

    Postingan terkait:

    Belum ada tanggapan untuk "Contoh Analisis Vertikal"

    Posting Komentar